Jangan terjerat utang saat kredit rumah |
bisnistipz.com Kali ini saya akan menjelaskan tentang Jangan sekali-kali mau terjerat utang saat kredit rumah.
Punya tempat tinggal sendiri, baik rumah maupun apartemen, bagi banyak orang menjadi simbol kemandirian dan kemapanan. Hal itu karena harga tempat tinggal yang yang tidak bisa dibeli hanya dengan “uang recehan”. Tidak heran bila membeli rumah menjadi keputusan finansial terpenting dalam hidup seseorang. Apalagi pembelian dilakukan dengan cara kredit.
Masalahnya, walau dari dalam diri mengatakan Anda telah siap untuk membeli rumah, namun bukan berarti keadaan finansial sudah bisa mendukungnya. Itu sebabnya, agar tidak terlambat dan tidak salah mengambil keputusan, ada hal-hal yang wajib dipastikan sebagai berikut:
Pastikan telah miliki dana darurat
Membeli rumah adalah komitmen yang sangat besar. Setelah membeli, pasti timbul pengeluaran tambahan yang jumlahnya lebih banyak lagi, bahkan bisa di luar perkiraan. Entah itu untuk mengecat, renovasi – jika rumah yang diberi adalah rumah bekas, serta biaya-biaya lainnya.
Di situlah pentingnya memiliki yang bernama dana darurat. Dana ini harus bisa digunakan sewaktu-waktu ketika terjadi hal yang sangat tidak terduga. Dan, idealnya sebesar 6x pengeluaran bulanan.
Apakah dana tersebut bisa digunakan untuk pengeluaran tambahan membeli rumah yang telah disebutkan tadi. Jawabannya adalah tidak. Sebab dana darurat digunakan untuk keperluan lain yang benar-benar darurat. Misalnya ketika anggota keluarga tiba-tiba sakit (yang tidak ditanggung asuransi), atau ketika Anda diberhentikan secara tiba-tiba dari pekerjaan, atau perusahaan tersebut gulung tikar.
Pastikan pendapatan sudah stabil
Membeli rumah, apalagi dengan cara kredit, memiliki kewajiban yang besar dan komitmen yang kuat untuk membayar cicilan KPR. Hal itu akan menjadi masalah besar, apalagi jika Anda belum memiliki pekerjaan tetap dan masih rawan dengan PHK.
Perusahaan yang baik memang akan memberikan pemberitahuan beberapa bulan sebelumnya untuk melakukan PHK. Ketika hal tersebut terjadi, sebaiknya Anda sudah memiliki pekerjaan sampingan dengan penghasilan stabil atau cadangan pekerjaan tetap sebelumnya.
Jangan sampai pula seluruh tabungan Anda habis dan tidak ada pemasukan sama sekali. Karena, ketika Anda menjalaninya dengan tanpa pemasukan tetap, hidup Anda akan terasa sangat berat.
Pastikan rasio utang cukup
Seperti sudah disinggung sebelumnya, membeli rumah berarti menambah jumlah utang atau kewajiban. Karena itu, coba periksa kembali seluruh cicilan dan pembayaran rutin atau tetap yang Anda lakukan setiap bulannya.
Termasuk di dalamnya adalah cicilan kartu kredit, pinjaman bank atau kredit kendaraan, biaya telepon dan listrik, langganan TV kabel, koran, majalah, internet, dan biaya pulsa. Kemudian hitung rasio kredit Anda.
Bagaimana caranya? Kumpulkan seluruh pembayaran reguler dan cicilan utang konsumsi (di luar KPR), dan tambahkan semuanya. Selanjutnya bagi hasil tersebut dengan seluruh pemasukan bulanan Anda. Jika hasilnya di atas 30%, maka fokus Anda adalah mengurangi kebocoran tersebut. Rasio ideal setelah ditambahkan dengan cicilan KPR harus 20%.
Pastikan uang muka aman
Inilah kendala yang sering dihadapi seseorang ketika ingin membeli rumah secara kredit. Pasalnya, uang muka untuk membeli rumah bukanlah nilai uang yang kecil. Terlebih dengan ketentuan terbaru dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menetapkan pembayaran minimal 30% dari total nilai properti.
Karena itu siapkan uang muka dan pastikan sudah aman dan tidak menganggu tabungan lain.
Sebab, selain uang muka nantinya masih banyak pengeluaran lain yang sama besarnya, seperti biaya survei, pajak penjualan, biaya notaris, biaya pindah rumah – yangbakalan jauh lebih besar bila dari kota lain. Belum termasuk biaya membeli perabotan, renovasi dan biaya-biaya lain yang akan menggunung.
Jadi, membeli rumah baru memang sangat menyenangkan. Namun sebelum memutuskan untuk melakukannya, pastikan bahwa keuangan Anda memang benar – benar telah solid.
by. Hasim Pratamaputera