Kisah Bob Sadino Dan Dua Butir Telur |
bisnistipz.com Ketika merintis bisnis sebagai pedagang telur ayam, Bob banyak mendapatkan pelanggan warga negara asing (WNA). Maklum, ia tinggal di pemukiman WNA di Kemang, Jakarta Selatan, dan didukung dengan kefasihannya berbahasa Inggris.
Konsumen WNA dikenal Bob sebagai konsumen yang rewel dan selalu menuntut kualitas terbaik. Salah satu yang jarang sekali membeli telur dari Bob adalah seorang ibu yang tinggal tak jauh dari rumah Bob. Sebelumnya, dalam berdagang Bob memiliki aturan: jika ada 2 butir telur yang busuk yang dibeli dari dirinya, maka ia akan menggantikannya dengan 20 kg telur.
Bob lalu menggunakan akal-akalannya untuk memancing emosi si ibu. Ketika ibu tersebut membeli telur, diam-diam Bob menyelipkan dua butir telur busuk. Sontak, si ibu marah besar. Namun sesuai janjinya, Bob mengganti dua butir telur busuk tersebut dengan 20kg telur baru.
Merasa mendapat perlakuan istimewa, ibu itu pun menceritakan kepuasannya kepada rekan-rekannya. Secara tidak langsung, ibu itu merekomendasikan telur-telur dagangan Bob.
Menurut James Widyaharsana, pakar marketing, dalam bukunya Pemasaran Hemat, Penjualan Berlipat Melalui Creative Viral Marketing, apa yang dilakukan Bob merupakan contoh sederhana dari teknik viral marketing.
Bob berhasil menggunakan influencer (orang yang berpengaruh) untuk menjadi agen marketing bisnisnya secara tidak langsung. Bob tahu betul jika ibu itu memiliki pengaruh besar dalam pergaulannya. Sehingga ketika ia merasa puas dengan layanan yang ia dapatkan, ia tak segan untuk menceritakan itu kepada rekannya.
Menurut James, Bob juga berhasil mengubah konsumen yang tidak puas menjadi penggemar brand. Konsumen yang tak puas memang akan memiliki kekuatan berlipat ketika bisa diubah menjadi penggemar brand.
0 comments:
Post a Comment